Oleh: Iman Sjahputra
JAKARTA - Banyak resto Chinese di Taiping, Perak, Malaysia, menyajikan hidangan yang enak dan berakar kuat pada tradisi kuliner setempat.
Sebagai kota tua, Taiping telah melahirkan banyak kedai makan yang berdiri puluhan tahun, meski tidak semua memiliki catatan sejarah yang rapi.
Sebagian besar berkembang secara alami, bermula dari masakan rumahan. Dahulu, para ibu memasak dari dapur keluarga, sementara suami mereka membantu menjajakan makanan tersebut.
Dari usaha kecil seperti itu, lahirlah kedai-kedai yang kemudian berkembang pesat dan menjadi bagian penting dari kuliner Taiping hingga hari ini.
Aku berkesempatan mengunjungi salah satu resto di Taiping, yaitu “New Bee Guan”.
Aku masih penasaran mengapa restoran ini memakai kata “New” di depan nama Bee Guan, apakah karena baru buka tidak lama, atau mungkin ada kedai Bee Guan lain yang menjadi cikal bakalnya?
Saat sempat bertanya pada pemilik, ia hanya menyebut bahwa kedai ini telah beroperasi puluhan tahun.
Entahlah, aku pun segan melanjutkan pertanyaan mengapa ada kata “New” di namanya.
Aku pun mencoba salah satu masakan andalan kedai ini: “Roti Gulai Udang”.
Hidangan ini cukup populer di Taiping, meski bagi lidahku terasa baru dan asing.
Selama ini, aku lebih terbiasa dengan gulai ikan, gulai kambing, domba, atau sapi. Pertama kali mencoba gulai udang, aromanya begitu medok dan kaya rempah campuran India dan Melayu.
Wanginya menusuk ke relung hati. Memang tak biasa, kuah gulai sekental begitu, aku yakin ini memakai rempahan beraneka ragam.
Begitu juga roti tawar yang membalut seisi gulai udang. Rotinya lembut, renyah dan dimakan terasa manis di lidah.
Semua ini menghadirkan sensasi hangat dan menggugah selera yang sulit dilupakan.
Mungkin aku baru sadar, di kota Taiping yang dijuluki kota hujan ini, ada resto yang masakannya tradisional dan autentik, memenuhi selera makan dengan cara yang sederhana namun memikat.***







إرسال تعليق