Oleh: Iman Sjahputra
JAKARTA - Apa minuman yang paling enak di Xinjiang?
Bukan kopi, karena Xinjiang bukan daerah penghasil biji kopi.
Bukan pula teh murni, meskipun wilayah ini termasuk bagian dari Tiongkok.
Daun teh sebenarnya bukan bahan minuman utama bagi suku-suku di Xinjiang, seperti Uighur dan Kazakh.
Mereka memiliki minuman tradisional khas: teh susu.
Teh susu ini dibuat dari campuran teh, susu segar, dan sedikit garam. Kadang ditambahkan pula mentega, sehingga rasanya menjadi gurih dan agak asing di lidah sebagian besar orang Han di Tiongkok, yang lebih terbiasa dengan teh tanpa campuran.
Aku pernah mencoba teh susu Xinjiang. Rasanya memang aneh dan sedikit asin di lidah.
Kata orang, minuman itu cocok dengan iklim dingin Xinjiang—membantu menghangatkan tubuh para peminumnya.
Apa benar begitu? Tak ada yang tahu pasti.
Namun yang jelas, aku pernah menyesap habis satu mangkuk teh susu Xinjiang.
Rasanya… oke saja, hangat, sederhana, dan entah kenapa meninggalkan kesan yang sulit dilupakan.
Tapi aku masih penasaran, apakah teh susu Xinjiang memang hambar, asin, dan kurang rasa seperti air garam
Aku hanya mencobanya di satu kedai, mungkin di tempat lain rasanya berbeda.
Belakangan aku menemukan minuman lain yang disebut teh susu pasir.
Awalnya aku bingung, apa maksudnya “pasir”? Rupanya teh itu dimasak perlahan di atas pasir panas, mirip cara membuat kopi pasir.
Aromanya lebih lembut, dan rasanya manis, jauh berbeda dari teh susu Xinjiang yang asin.
Saat kucicip, barulah aku sadar, ternyata ini teh susu gaya Pakistan, bukan dari Xinjiang.
Aku tidak kecewa. Setidaknya, aku sudah mencoba dua rasa teh susu di kota yang sama, satu asin, satu manis dan keduanya menyisakan kehangatan yang sama di ujung perjalanan.***











إرسال تعليق