Jakarta, JIA XIANG - Berlibur ke Bali jangan lupa ke Penglipuran. Di sini, para wisatawan dapat menikmati keunikan budaya masyarakatnya yang mayoritas beragama Hindu.
Terletak di Kabupaten Bangli, Desa Penglipuran merupakan warisan leluhur secara turun temurun.
Keunikan Penglipuran sebagai desa adat menjadi daya tarik mereka yang berlibur ke Bangli.
Kini, Penglipuran menjadi desa wisata yang dikelola oleh Desa Adat dibantu oleh pengelola pariwisata dan juga partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.
Pariwisata berbasis masyarakat adalah sistem tata kelola yang diterapkan di Desa wisata Penglipuran yang bertujuan untuk memberikan manfaat atau kesejahteraan kepada masyarakat melalui pariwisata.
Berkat pengelolaan yang baik, Penglipuran menjadi desa wisata unggulan Kabupaten Bangli.
Untuk menarik para pelancong, tidak semata mengandalkan ritual keagamaan, tapi juga disiapkan agenda wisata.
Tahun 2024 lalu, digelar Penglipuran Village Festival yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 7 Juli. Tujuannya waktu kunjungan wisatawan mancanegara lebih panjang dan belanja lebih besar karena berbagai atraksi dan tradisi adat ditampilkan selama festival berlangsung.
Desa Wisata Penglipuran juga memanfaatkan area baru hutan bambu untuk dapat menampung lonjakan wisatawan di momen Natal dan Tahun Baru 2025.
"Kami terus melakukan inovasi-inovasi salah satunya hutan bambu sekarang, ini alam yang kami jaga luasnya 45 hektar yang merupakan lahan konservasi di desa yang sudah disepakati masyarakat Penglipuran,” kata Manajer Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa seperti dikutip dari antaranews.com.
Hutan bambu di desa terbaik penilaian UN Tourism itu dibuka untuk menjadi area tambahan yang mengedepankan nilai sosial, sejarah, dan ekologi.
Pada Hari Raya Galungan, bulan April lalu, pengunjung di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, meningkat signifikan.
"Ada kenaikan seluruhnya 42 persen dibanding Galungan lalu, khusus wisatawan mancanegara naik 15 persen dan wisatawan domestik 40 persen,” ujar Wayan Sumiarsa.
Kenaikan itu dipicu oleh tingginya minat wisatawan domestik dan mancanegara melihat langsung upacara keagamaan yang dilakukan warga desa saat Hari Raya Galungan.
Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) pun mengapresiasi dan menilai Desa Penglipuran sebagai contoh sukses pelestarian kebudayaan karena menjaga kearifan lokal secara berkelanjutan.
“Keberhasilan ini dapat menjadi motivasi bagi daerah lain untuk terus berupaya melestarikan dan mengembangkan kebudayaan lokal,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenbud Bambang Wibawarta di Bangli, Bali, Sabtu (30/8/2025).
Kemenbud kemudian melakukan inisiasi dengan membangun prasasti Desa Pemajuan Kebudayaan sebagai bentuk apresiasi dan dukungan terhadap pelestarian budaya di Desa Penglipuran.
Inisiatif itu diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada perkembangan pariwisata budaya di desa berhawa sejuk itu serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian warisan budaya.[JX/Win]
إرسال تعليق