Sensasi Satu Restoran di Singapura Sikapi Keputusan Tarif Trump

Oleh: Iman Sjahputra

JAKARTA -  Dunia boleh jadi sangat geram atas kebijakan tarif Donald Trump, Presiden Amerika Serikat.

Tindakan Trump dianggap suka-suka dan mengacaukan perdagangan dunia. 

Sebagian besar negara tak tinggal diam. Mereka bereaksi. Tapi tak bisa berbuat banyak. Semua mengecam tapi pasrah.

Hanya negara adikuasa Tiongkok bersuara, menantang dan mengambil tindakan retaliasasi. 

Tiongkok pun menaikan tarif terhadap barang impor negara paman Sam. Perang dagang pun terjadi antara negara Panda dan Amerika. 

So what? Semua pelaku ekonomi di seluruh dunia menghadapi ketidakpastian. Perdagangan dan keuangan dunia kacau balau. 

Semua negara wait and see berharap ada langkah lanjutan dan kejutan lainnya. 

Siapa nyana tindakan Trump, tak ada angin dan hujan, mendadak membuat amarah sedunia. 

Tak hanya itu, secara psikologis membuat salah satu warga di Singapura, yang pemilik resto China, emosi. 

Dia mengumumkan kebijakan resto dengan menaikan tarif 104 persen bagi warga Amerika yang makan di restonya. 

Pengumuman ditempelkan pada pintu masuk resto yang didirikannya itu. 

Perbuatan sensasi pemilik resto tentu mendapat kecaman dari banyak pihak, karena dianggap rasis. 

Padahal itu bukan kesalahan warga Amerika, melainkan kebijakan negara. 

Tak sampai sehari, pengumuman itupun dicabut saat penulis mengunjungi daerah Chinatown. 

Tak diketahui apa itu karena inisiatif dari pedagang resto yang dikecam oleh netizen atau sebab menjadi urusan yang berwajib

Sebab, selama ini negara Singapura dianggap negara yang friendly terhadap negara manapun. 

Tak mungkin memperkeruh suasana karena dimulainya perang dagang antara negara Amerika dan Tiongkok.***

Post a Comment