Oleh: Iman Sjahputra
JAKARTA - Pasar rakyat bukan sekadar tempat warga lokal berbelanja. Lebih dari itu, pasar tradisional memiliki banyak fungsi.
Selain sebagai tempat membeli kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, bahan pangan, pakaian, dan peralatan rumah tangga, pasar juga menjadi ruang sosialisasi warga.
Salah satu pasar yang cukup dikenal di kawasan Jakarta Barat adalah Pasar Taman Duta Mas.
Sejak dini hari, pasar ini sudah mulai sibuk. Para pedagang dengan sigap menyiapkan dagangan, menunggu pembeli datang.
Suasana hiruk-pikuk pun langsung terasa sejak pagi.
Bagi yang menyukai bahan-bahan segar seperti ikan, ayam, dan sayur hijau, disarankan datang lebih awal.
Saat itu, dagangan masih tersusun rapi dan pilihan masih lengkap.
Soal harga? Semua tergantung pada kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Ilmu tawar-menawar bahkan bisa dianggap sebagai matematika rutin sehari-hari.
Tak ada rasa sungkan, justru kadang selisih seribu perak bisa membuat transaksi batal terjadi.
Begitulah pasar, dunia yang begitu akrab bagi para ibu.
Mereka datang membawa daftar belanja, dan sering kali sang suami hanya ikut mengantar, lalu memilih nongkrong sambil ngopi.
Di sudut-sudut pasar, para bapak berkumpul: berbincang ngalor ngidul soal politik, anak-anak, lingkungan, hingga gosip atau berita yang sedang hangat.
Perdebatan pun kerap muncul. Tidak ada juri, tidak ada wasit.
Semua bebas berpendapat, berbicara sesuka hati, kadang tanpa fakta, tapi tetap berapi-api.
Justru dari sanalah kehidupan sosial itu terasa nyata, penuh warna, penuh suara.
Itulah gambaran kehidupan masyarakat di sekitar Taman Duta Mas, Jakarta Barat.
Sebuah pasar rakyat atau pasar tradisional yang bukan hanya tempat jual beli, tapi juga pusat interaksi sosial yang hidup dan menghidupi.***
Posting Komentar