Bos Tesla Nyatakan Mundur dari Kabinet Trump, Inilah Pernyataan Musk

Jakarta, JIA XIANG - Elon Musk mundur dari jabatannya di kabinet Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 30/05/2025. Sebelumnya Musk mendukung Trump di Pemilu 2024 dan mendapat tanggung jawab untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).  

Trump sendiri memuji miliarder tersebut saat mengakhiri tugasnya di pemerintahan Jumat. Musk berada di pemerintahan Trump selama empat bulan.

Musk menyebut masa jabatannya di DOGE telah dijadwalkan, tidak ada kejelasan mengenai berapa lama sebenarnya ia akan terlibat sebelum pengumuman pekan ini.

Meski pada Februari lalu diumumkan bahwa pejabat Gedung Putih, Amy Gleason, telah ditunjuk sebagai administrator sementara DOGE beberapa waktu sebelumnya, dalam praktiknya, Musk tetap menjadi pemimpin hingga sekarang.

Musk sebelumnya sudah mengindikasikan bahwa ia akan mengurangi keterlibatannya di DOGE pada saat panggilan laporan keuangan Tesla di bulan April. Saat itu, miliarder tersebut menyatakan akan secara signifikan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk DOGE pada bulan Mei, dan meningkatkan perhatiannya terhadap Tesla.

Namun, pada saat itu ia belum menyebutkan secara gamblang akan mundur dari DOGE, hanya menyatakan akan tetap terlibat "selama itu masih bermanfaat" dan Presiden Donald Trump masih menginginkannya.

Kini tampaknya Musk merasa waktunya telah habis. Meski Trump belum memberikan pernyataan resmi mengenai pengunduran Musk, kabar ini muncul sehari setelah Musk secara tidak biasa mengkritik RUU pajak dari presiden, menyatakan bahwa hal itu "meningkatkan defisit anggaran, bukan hanya menguranginya, dan merusak pekerjaan yang dilakukan tim DOGE."

Awalnya, Musk mengklaim bahwa DOGE akan memangkas pengeluaran pemerintah hingga setidaknya 2 triliun dolar AS, namun realitasnya jauh dari itu. Pada April, Musk merevisi target DOGE menjadi 150 miliar dolar AS, hanya sebagian kecil dari pemotongan yang dijanjikan sebelumnya.

Sementara itu, badan-badan pemerintah AS mengalami kekacauan akibat tindakan DOGE, dengan lebih dari 280.000 pekerja pemerintah diberhentikan. DOGE juga telah membongkar beberapa badan pemerintah secara keseluruhan, termasuk U.S. Agency for International Development (USAID), sebuah organisasi bantuan luar negeri.

"Saya rasa saya memang menghabiskan sedikit terlalu banyak waktu untuk urusan politik, [meskipun] tidak sebanyak yang orang pikirkan," kata Musk. 

"Bukan berarti saya meninggalkan perusahaan-perusahaan saya. Ini hanya soal alokasi waktu yang relatif terlalu tinggi di sisi pemerintahan, dan saya sudah sangat menguranginya dalam beberapa minggu terakhir," tambah Musk. 

Musk diperkirakan akan kembali fokus pada perusahaannya, termasuk Tesla, X, dan SpaceX. Perusahaan-perusahaan tersebut diketahui sedang mengalami masa sulit dalam beberapa bulan terakhir, berjuang menghadapi kerusakan reputasi besar akibat aktivitas politik Musk yang tidak populer.

Penjualan Tesla anjlok di seluruh dunia, dengan perusahaan mobil listrik itu mengalami penurunan laba sebesar 71 persen pada kuartal pertama 2025.

Retaknya Hubungan Antara Trump dan Musk 

Hubungan antara mantan Presiden AS Donald Trump dan miliarder Elon Musk sepertinya sudah resmi renggang. Trump bahkan melontarkan peringatan keras kepada Musk terkait dukungannya ke Partai Demokrat.

Dalam wawancara dengan NBC News yang dilansir Reuters, Minggu (8/6/2025), Trump menegaskan hubungan pribadinya dengan Musk telah berakhir. Ia juga memperingatkan bakal ada konsekuensi serius jika Musk benar-benar mendanai kandidat Demokrat yang menentang RUU pajak dan belanja besar-besaran yang diusulkan Trump.

Namun Trump tak merinci ancaman apa yang dimaksud. Ia juga mengatakan belum ada pembicaraan soal kemungkinan penyelidikan terhadap Musk.

Saat ditanya apakah hubungan dengan bos Tesla dan SpaceX itu sudah selesai, Trump menjawab, "Sepertinya iya."

Trump menegaskan tidak berniat untuk memperbaiki hubungan. "Saya nggak ada niat ngomong sama dia," ucap Trump. Meski begitu, Trump mengaku belum memikirkan soal potensi pemutusan kontrak pemerintah AS dengan Starlink milik Musk, atau peluncuran roket SpaceX.

Perseteruan Trump dan Musk memanas pekan ini. Musk secara terbuka mengecam RUU yang didorong Trump, menyebutnya sebagai "a disgusting abomination" atau "aib yang menjijikkan." Penolakan Musk turut mempersulit proses pengesahan RUU tersebut di Kongres, di mana mayoritas Partai Republik sangat tipis.

RUU tersebut sempat lolos tipis di DPR bulan lalu dan kini tengah dibahas di Senat. Sejumlah analis memperkirakan RUU itu akan menambah US$ 2,4 triliun ke utang nasional AS dalam 10 tahun ke depan, yang saat ini sudah menyentuh US$ 36,2 triliun. Ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi banyak legislator, termasuk di kubu Republik.

Di sisi lain, Musk juga menyuarakan ide pembentukan partai politik baru untuk mewakili suara mayoritas masyarakat AS yang dinilai terjebak di tengah polarisasi politik. Kendati demikian, Trump tetap optimistis RUU ini bakal lolos sebelum Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli. "Orang-orang yang tadinya ragu, sekarang justru antusias untuk mendukung RUU ini," kata Trump.

Sebelumnya Musk adalah salah satu donatur besar Trump. Ia menggelontorkan hampir US$ 300 juta untuk kampanye Trump pada pemilu 2024 lalu, serta mengeklaim berperan dalam kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat.

Trump bahkan sempat menunjuk Musk memimpin tim efisiensi pemerintahan AS dengan target pemangkasan anggaran. Namun realisasinya jauh di bawah target, hanya memangkas sekitar 0,5% dari total anggaran. Kini, hubungan keduanya tampaknya benar-benar retak. Trump dijadwalkan menghadiri pertandingan UFC di New Jersey pada Sabtu malam kemarin, namun Musk dipastikan absen.[JX/bsd]

Post a Comment