Oleh: Iman Sjahputra
JAKARTA - Jarang ada pelancong yang berkunjung ke Ipoh pulang tanpa membawa oleh-oleh.
Rasanya janggal, sebab Ipoh sebagai daerah penghasil beragam snack tradisional selalu membuat orang penasaran.
Snack atau camilan kecil untuk mengganjal lapar memang selalu dicari para tamu yang datang.
Sebut saja pia (香饼), pastry kecil atau kue kering khas Ipoh yang terkenal dan menjadi buruan wisatawan.
Aromanya benar-benar menggoda; wangi hangatnya seolah memenuhi udara, terlebih ketika pia sedang dipanggang dengan api kecil.
Bau gosong tipis bercampur wangi gula dan minyak membuat siapa pun sulit menahan diri untuk tidak mencicipinya.
Akupun mencoba salah satu jenis pia yang terkenal di sebuah toko produksi lokal.
Kata warga Ipoh, toko ini sudah berdiri ratusan tahun. Aneka ragam pia tersaji di rak, membuatku sempat kebingungan memilih.
Isinya pun beragam: kacang merah, daging, dan aneka kacang-kacangan, jenis yang umum dan sudah sering kumakan.
Kini pilihan varian semakin berkembang, mulai dari durian, matcha, kopi, hingga teh.
Semuanya tampak menarik, meski aku sempat khawatir soal tingkat kemanisannya. Untunglah pelayan meyakinkanku bahwa pia-pia dengan aneka rasa itu tidak terlalu manis.
Mendengar itu, aku pun lebih tenang untuk mulai memilih.
Harga-harganya juga tidak mahal. Meskipun toko ini telah berdiri sangat lama, kualitas dan tradisinya tetap terjaga.
Begitu seseorang melangkah masuk, hampir tak ada yang keluar dengan tangan kosong, selalu ada oleh-oleh yang akhirnya ikut dibawa pulang.
Aku ditawari secuil pia, yang menurut pelayan merupakan best seller. Kulitnya tipis, aromanya smoky dengan sedikit rasa pedas.
Tak kuragukan bahwa ini produk baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pia ini bisa dinikmati sambil menyeruput kopi hitam Ipoh yang namanya sudah terkenal.***






إرسال تعليق