Oleh: Iman Sjahputra
JAKARTA - Tak salah orang mengatakan kalau mau makan kuetiaw goreng, harus berkunjung ke Malaysia.
Apakah ini fakta atau mitos? Tentu banyak yang menyetujuinya.
Namun, bagi aku yang paling menarik bukan sekadar rasa, tapi pengalaman menyelami kehidupan lokal sambil menikmati hidangan ini.
Saat aku berada di Taiping, banyak warga menyarankan agar mencoba kuliner yang populer dan hidangan gorengan yang serba cepat.
Apalagi kalau bukan “Kuetiaw goreng”.
Namun pikiranku terpatok pada pertanyaan: apakah sama dengan kuetiaw goreng Penang, yang terkenal smoky, udang besar, belacan diaduk cabe pedas?
Aku mencoba memesan di salah satu kedai kopi, Tai Chien, yang termasuk warung kopi jadul dan selalu ramai dikunjungi tamu.
Karena hari masih pagi, sekitar jam 7, suasana tampak sepi. Mungkin warga Taiping lebih mengenal kehidupan malam dan makan besar pada waktu lain.
Aku melewati lapak pedagang kuetiaw goreng.
Wajan lagi mengepul, koki laki-laki mengaduk wajan dengan cekatan.
Yang paling terasa adalah asapnya membumbung dari bara arang, seolah menimbulkan aroma yang tak terlupakan — wok hei, bau yang selalu teringat setiap kali aku mencicipi kuetiaw.
Saat disajikan di depan, tampak udang besar, dua atau tiga ekor, segar dan menggiurkan.
Warna kehitaman pada kuetiaw memang biasa bagi masakan Malaysia — tanda digoreng di atas wajan panas dengan teknik tradisional.
Mata langsung tertuju pada perpaduan tekstur kuetiaw yang lembut tapi kenyal, tauge segar, dan sedikit telur yang menempel sempurna.
Apa yang kurang? Boleh dikata, semua sempurna.
Kuetiaw goreng Taiping, tak beda kuetiaw goreng Penang.
Rasa wajan dan gosongnya serta aroma wangi, selalu sedap di lidah.
Bisa jadi karena blacan dan cabe memengaruhi rasa tingkat kenikmatannya.
Hanya satu yang kurang. Harga beda, mungkin karena taraf hidup orang bahkan bahan- bahan gorengan di Penang jauh lebih mahal.
Harga di Taiping seporsi kuetiaw goreng delapan ringgit, tapi di Penang saat ini telah 11 ringgit, bahkan yang terkenal sudah 13 ringgit.***
Posting Komentar