Kuliner Unik di Kota Tua Kashgar, Xinjiang Selatan ((南疆 / Nanjiang)

Oleh: Iman Sjahputra

JAKARTA - Banyak kuliner di suatu negara terasa asing di lidah kita. Rasa ingin tahu pun muncul seperti apa rasanya? Enak, aneh, atau mungkin justru menggoda? 

Kadang kita ragu untuk mencoba, tapi kalau tidak dicicipi, kita tak akan pernah tahu—bisa jadi justru itulah makanan yang paling berkesan.

Sebut saja telur angsa. Mendengarnya saja sudah terasa asing di telinga. 

Selama ini yang kukenal hanya telur ayam, bebek, puyuh, atau merpati. Itu pun tak semuanya pernah kucoba.

Masing-masing punya rasa dan tekstur yang berbeda, apalagi jika dimasak dengan cara yang tak biasa.

Aku berjalan di sepanjang street food kota tua, di North Jiefang Road Market (解放北路夜市), pasar malam yang populer di Kashgar, terletak di seberang Id Kah Mosque (Ai Ti Ga Er Mosque) di alun-alun kota. 

Dari kejauhan, aroma arang dan rempah menggoda hidung. Lampu-lampu temaram menyorot kios-kios yang ramai.



Di antara deretan penjaja makanan, mataku tertumbuk pada sesuatu yang tak biasa: telur-telur besar tersusun di atas panggangan batu arang.

Bentuknya agak lonjong, jauh lebih besar daripada telur ayam atau bebek. Aku mendekat, penasaran.

Aku bertanya pada penjual dengan bahasa campur-campur, “What’s egg is it? Ghost? Goose?”

Ia tersenyum, lalu menjawab, “Goose egg!”, telur angsa.

Tak lama, pelayan mengambil satu dari bara api kecil, mengupas kulitnya, lalu menyuguhkannya padaku. 

Bumbu rempah halus ditaburkan di atas telur panas itu, aromanya langsung menyeruak.

Saat kugigit perlahan, teksturnya memang agak alot, tapi gurihnya terasa lembut di lidah.



Tak apalah, pikirku, sekali-kali mencoba. Dengan harga 20 yuan Tiongkok, rasa penasaran itu akhirnya terbayar lunas dan telur yang tak kukenal selama ini kini meninggalkan kesan yang sulit dilupakan.***

Post a Comment

Klik di atas pada banner
Klik gambar untuk lihat lebih lanjut