Jakarta, JIA XIANG - Pembongkaran Pasar Barito di Jakarta Selatan pada Senin (27/10/2025) pagi dilakukan oleh sejumlah Satpol PP yang mana ini juga dibarengi aksi protes pedagang yang menolak relokasi.
Pada pukul 07.45 WIB, para pedagang setempat duduk di tengah jalan sambil membawakan poster sebagai ungkapan protes terhadap pembongkaran kios dagangan.
Petugas langsung menggunakan ekskavator untuk merobohkan deretan kios yang selama ini berdiri di pinggir. Puing bangunan dan besi tampak berserakan di sekitar area pasar, sedangkan beberapa mobil bak disiapkan untuk mengangkut material hasil bongkaran.
Dilansir situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Senin (27/10/2025), Setelah pembongkaran kios di jalan Barito, akan dijadikan Taman Bendera Pusaka yang mana ini menggabungkan tiga taman yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser. Pemprov DKI menjelaskan taman ini juga dirancang untuk mengelola tata air kawasan, membantu pengendalian banjir, dan meningkatkan interaksi sosial warga.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan bahwa Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, tempat relokasi pedagang eks-Pasar Barito, sudah rampung dan siap ditempati.
“Alhamdulillah, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung sudah siap menjadi salah satu hub baru di Jakarta. Harapannya, ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang dan membawa pemerataan ekonomi bagi seluruh wilayah di Jakarta,” ujarnya dalam akun resmi Instagram @pramonoanungw, dikutip Senin (27/10/2025).
Pramono menuturkan bahwa Pemprov DKI Jakarta juga memberikan insentif berupa pembebasan biaya sewa kios di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung selama enam bulan, termasuk biaya air.
Melihat lokasi yang cukup dekat dengan Stasiun Lenteng Agung, Pramono menjamin bahwa lokasinya cukup baik.
Biaya retribusi pedagang di lokasi tersebut berkisar antara Rp150.000 hingga Rp200.000 per bulan. Namun, selama masa adaptasi, pedagang tidak akan dikenakan biaya untuk menyesuaikan dengan pola konsumen yang mereka harapkan.
Adapun, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dibangun dengan 125 kios yang terbagi dalam beberapa zona yakni, Zona A – Kuliner (22 kios), Zona B – Ampitheater (70 seat), Zona C & D – Burung & Pakan Hewan (74 kios), Zona E – Parsel & Kuliner Tambahan (29 kios), Toilet dan Musala.
Legislator sayangkan DKI relokasi paksa pedagang Pasar Barito
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta August Hamonangan menyayangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merelokasi pedagang di Pasar Burung Barito yang dilakukan secara paksa dan kasar.
"Saya menyayangkan Pemprov DKI telah melakukan relokasi paksa terhadap para pedagang di Pasar Burung Barito. Apalagi, saya mendapatkan kabar bahwa terjadi kekerasan," kata August di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Tindakan tersebut mengakibatkan gesekan antara para pedagang dengan petugas Satpol Pamong Praja PP yang mengakibatkan matinya sejumlah hewan peliharaan pedagang.
"Seharusnya ini tidak terjadi dan Pasar Burung Barito beserta pedagangnya bisa dijadikan bagian tak terpisahkan dari taman yang akan dibangun nantinya," ujarnya.
August mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah menghapus salah satu ikon terpenting Jakarta Selatan (Jaksel) ketika ingin membangun Taman Bendera Pusaka di lokasi Taman Langsat. Hal itu berimbas kepada relokasi paksa pedagang-pedagang dari Pasar Burung Barito.
Ia menyesalkan sikap Pemprov DKI Jakarta yang memaksakan ambisinya dalam membangun Taman Bendera Pusaka sehingga tidak mendengarkan aspirasi pedagang. Apalagi berkompromi dengan para pedagang itu terkait situasi dan kondisi yang berkembang di sana.
"Dalam prosesnya selama ini, Pemprov DKI juga terbukti telah berkali-kali menolak untuk berbicara dengan akal sehat menemukan titik tengah dari permasalahannya dengan para pedagang," jelas-nya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menegaskan penertiban Pasar Barito dilakukan secara humanis sebelum akhirnya diratakan dengan tanah pada Senin pagi.
![]() |
| Pasar Barito Tinggal Kenangan |
“Pelaksanaan pembersihan (dilakukan) karena sudah diberikan SP1, SP2, SP3 dan kami sangat humanis, manusiawi sekali. Alhamdulillah pelaksanaan di lapangan dari jam lima pagi tadi sampai sekarang berjalan dengan baik,” kata Pramono di Jakarta Barat, Senin (27/10).
Pramono menjelaskan, bagi para pedagang yang belum sempat mengambil barang-barangnya, pihaknya sudah menyimpan barang-barangnya tersebut dan nantinya bisa diambil kapan saja.
Pasar Hewan Barito berdiri sejak tahun 1970. Kala itu, pemerintahan Jakarta dipimpin oleh Ali Sadikin. Awalnya, Ali mendirikan tempat tersebut sebagai pusat penjualan ikan dan bunga hias.
Jenis hewan yang dijual di pasar semakin beragam— mulai dari burung, ikan hias, ayam hutan, hingga kucing dan anjing ras—dan menjadikan tempat ini surga bagi pada pecinta fauna di Jakarta.
Pasar Hewan Barito—yang kini resmi digusur—berada di kawasan elit Jakarta. Tepatnya, di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Tak jauh dari pasar tersebut, terdapat RS Pertamina, Pasar Mayestik, dan kawasan Blok M.
Hewan yang dijual pun tak sembarangan. Pasar Hewan Barito juga hewan-hewan eksotik seperti iguana, ular, kura-kura, musang, dan sugar glider. Bahkan, komunitas pecinta reptil sering berkumpul di sana untuk saling bertukar hewan dan pengetahuan.[JX/bsd]




Posting Komentar